Thursday 10 August 2017

SENJA KALA KREDIT MIKRO DI INDONESIA?


Wah…judulnya sangar apakah Geliat Perkreditan mikro di ambang Senja Menuju Malam hari??
Semenjak Euforia Bank-bank Umum terjun langsung ke Penyaluran Kredit Mikro dengan membuat Divisi – divisi  Kredit Mikro saat ini Justru mulai banyak yang menjalankan Strategi untuk meninggalkan Bisnis Kredit Mikro. Kenapa ya ? berikut penulis mencoba menuangkan pendapat Pribadi
Euforia pembukaan Kredit Mikro secara masif oleh Bank-bank Umum di awali dengan ekpansif nya Bank Danamon dengan melahirkan Danamon Simpan Pinjam pada tahun 2004 yang kemudian sampai dengan kurun waktu 2008 sudah berkembang menjadi sekitar 1.000an titik Unit Pelayanan Kredit  Mikro pada saat itu Danamon Simpan Pinjam mempunyai 2 layanan Bisnis Kredit Mikro yaitu : Yaitu Unit Pasar Model yang pada akhirnya kita kenal dengan Danoman Simpan Pinjam itu sendiri dan Unit Solusi Modal yang kita kenal sebagai Danamon Suplly Chain. Pada masa-masa itu Danamon benar – benar merasakan legitnya Bisnis Kredit Mikro yang selama ini di layani oleh BRI dan beberapa Segmen dari BPR.  Segera setelah itu Bank-bank Umum mulai bergerak untuk masuk dan terjun ke kredit Mikro . Berturut – turut setelah itu berdiri unit – unit Mikro : Bank Mega Mitra Syariah, Bank BTPN MUR, Laju NIAGA, Bank Bumiputera, Bank BRI Syariah juga mulai terjun mengikuti Induknya , Bank Pundi, BII Pijar dan mungkin ada yang belum tersebut ya…..?? hehehe
Sekarang?? Pertengahan Tahun 2017 Dari Semua Bank Mikro yang sudah saya sebutkan diatas?
Beberapa Bank yang sudah saya sebutkan sudah me “SHUT DOWN” pembiayaan/Kredit Mikronya, ada yang malah Bank nya sudah dijual alias berpindah kepemilikan, beberapa Bank lainnya sudah masuk fase “SENJA KALA” sudah ada beberapa gelombang Efesiensi Tenaga Kerja, ada yang mulai melakukan “Reposisi” segmen nya. Apakah yang menjadi penyebabnya ????
Berikut dibawah ini adalah paparan berdasarkan pendapat penulis : Alasan Utama adalah kembali ke Basic Sebuah Bisnis dijalankan yaitu :??? “PROFIT” emang bisnis Kredit Mikro apakah sudah tidak PROFITABLE lagi??  Tanya dong ke BANK-BANK yang dulu berbondong-bondong bikin Kredit Mikro  trus sekarang pada mengevaluasi / menutup nya.  Tanya ke SEVEL juga ya kenapa dia Nutup Bisnisnya di Indonesia . Profit tidak melulu tergantung pada Volume penjualan, banyak tombol yang perlu di lakukan pengaturan untuk memperoleh Profit yang Optimal ( optimal sama besar sama gak ya??)
Ada Beberapa Alasan menurut pandangan Pribadi Penulis mengapa Bank – bank Umum (swasta khususnya) sudah tidak menjanjikan
1.        Persaingan dalam Kredit Mikro dalam kurun 10 tahun terakhir bener luar biasa, Bank Umum berlomba-lomba bikin Bank Mikro, persaingan sudah dimulai dari bajak -  membajak SDM dari Bank yang sebelumnya. Perpindahan SDM ini berimbas pada tahapan pembajakan Debitur pada bank Sebelumnya. Bayangkan tuh jika pada Periode itu ada pembukaan Bank Mikro SDM nya bajak orang-orang itu mulu sampai pindah 4 kali, nah tuh nasabah kalo track record pembayarannya bagus pasti lah ngikut SDM nya juga. Tahapan selanjutnya dari efek persaingan ini adalah adu Program : Hampair pasti pada awal pembentukan Bank Mikro pasti berlomba – lomba kasih Rate Bunga Murah, Persetujuan Kredit yang Mudah, Biaya  Administrasi, Biaya Pinalty dan lain – lain yang lebih menarik dari Bank Mikro yang sudah ada demi menarik minat Debitur Mau Berpindah (ingat Pada AWALNYA lho ya hehehehe) setelah pada pindah kagak tau deh kebijakan nya berupah pa kagak ( tapi masih ingat ya tujuan PROFIT Bank bikin Kredit Mikro)

2.       Periode yang paling susah adalah periode serba salah ( sebut saja begitu ya) Misal Bank gak kasih bunga Murah bisa – bisa kalah saing, Bunga sudah Murah ehhhhh Prosedur untuk bisa mendapat persetujuan Kredit nya susah juga gak Laku juga. Tapi kalo 2 hal tersebut di lakukan PROFIT nya kecil dong karena Net Interest Margin nya kecil . Kalo Kebijakan diperlonggar nah RESIKO KELANCARAN KREDIT MIKRO kan tinggi nanti kalau tingkat kelancaran rendah BANK harus penyisihan Cadangan Kerugian Piutang yang harus di ambilkan dari PROFIT lha…PROFIT berkurang lagi dong. Eh Masih ingat ya tujuan suatu usaha di dirikan ?? betul PROFIT)


3.       La tuh kan sudah pada banyak bank MIKRO Yang tutup . bank mikro yang masih tersisa dan masih eksis enak dong? Bisa dapat Debitur lebih lagi yak karena persaingan sudah tidak sengit lagi dong???. Benarkah ??? . Menurut pandangan Penulis sebagai konsekuensi dan efek Persaingan yang sudah di uraikan diatas akan terjadi hal berikut:
a.       Debitur yang dulu dibajak ke sana kesini jika memang mempunyai usaha yang bagus,tata kelola yang bagus , prospek usaha yang bagus tentunya sudah mempunyai track record perbankan yang baik dan tentunya usaha berkembang dengan baik sehingga mereka sudah naik kelas di atas kelas MIKRO.
b.      Debitur yang belum matang sebetulnya belum saatnya mendapatkan pinjaman besar , karena SDM ikut pindah bank kemudian karena belum sesuai dengan kemampuan maka akan mempunyai Track Record pembayaran yang kurang bagus. Nah tuh dari Pengajuan Kredit yang ada sekarang berapa persen sih yang Record BI Checking nya Bagus. Dan bisa lolos ke Tahapan Kredit selanjutnya.
c.       Debitur yang menjadi lebih Pintar dan Bijak Debitur tipe ini cenderung lebih hati – hati dalam pengajuan Kredit apalagi dengan skema di Take Over PINDAH/DIBAJAK ke Bank Yang baru. Mereka akan mengkalkulasikan segala sesuatunya , biaya yang hilang jika berpindah PINALTI PELUNASAN Di percepat yang sekarang GEDE ya , Biaya-biaya yang timbul dari pencairan di Bank Baru. Ini merupakan jenis Debitur yang bagus akan tetapi penuh perhitungan.
d.      Cari Nasabah Baru Dong yang belum kenal Bank???? Ada yang tau KUR ?? nah itu jawabannya.
e.      Lha kan Bank – bank Umum ikutan Menyalurkan KUR : liat data dari Kementerian Koperasi dan UMKM (dikutip dari KONTAN) Penyaluran KUR per 21 Maret 2017 dari Rp.16,3 T 94% lebih didominasi oleh bank BUMN dari Total realisasi nya. Ini gak tau ya Bank Swasta gamang, gak mampu, gak PD atau apa ?

4.       Imbas Persaingan yang luar biasa bukan hanya terjadi di sektor Perbankan di sektor Pembiayaan Non Bank (Leasing), juga terjadi sehingga Perusahaan – perusahan Finance yang punya skala besar Pun sekarang mempunyai Produk yang bisa menyalurkan Kredit dengan Jaminan Sertifikat dan bukan hanya BPKB saja sebut saja sekarang perusahaan MULTIFINANCE. Tuh Leasing bisa masuk ke segmen nya Bank Mikro dan kalo Bank mau masuk ke segmen nya Perusahaan Finance secara Kebijakan susah untuk bersaing dengan perusahaan finance.  Menurut pandangan penulis perusahaan Multifinance bisa menjadi kekuatan yang memecah segmen kredit mikro, merekan punya SDM yang lebih banyak dan mungkin fleksibilitas kebijakan kredit.  Sebut saja FIF ASTRA, BESS FINANCE, BAF Finance , Mutiara Finance dan banyak lagi.

5.       BPR  dan KOPERASI seiring dengan perkembangan Teknologi, Tata kelola pengawasan baik dari OJK untuk BPR dan dari Dinas Perdagangan Koperasi dan UMKM untuk pembinaan Koperasi mereka bisa jadi kekuatan tersendiri di segmen Kredit Mikro berikut alasan-alasan tersebut :
a.       Mereka punya Fleksibilitas Produk yang luar biasa : bisa Kredit mingguan, musiman, bahkan harian dll bunga mereka bisa FLAT MURNI, Rekening Korang, Bunga Harian dll.
b.      Tujuan Kredit tidak Melulu harus Kredit MODAL KERJA dan INVESTASI untuk Usaha. Mereka bisa membiayai kredit Konsumtif, Talangan punya hajat,Talangan kesehatan, Pendidikan,  lain – lainya.
c.       Dari Segi Regulasi kebijakan Kredit bisa lebih fleksibel dengan tetap mempergunakan Prinsip kehati – hatian.

6.       Regulasi dari PEMERINTAH nah Tuh KUR tuh dari pemerintah dan saat ini pemerintah secara konsisten mendorong Perbankan Mikro untuk melakukan penurunan Rate pinjamannya .
Belum lagi nih nanti kalau HOLDING PERBANKAN Nasional sudah jadi. Nah itu akan menjadikan Perbankan BUMN yang punya Kapitalisasi yang luar biasa, jaringan yang luar biasa, dan segala sesuatunya yang luar biasa. Bank Umum Swasta bisa bersaingkah?

7.       FINTECH : kalo ini sih memang bukan melulu menjadi alasan pesaing dari Kredit Mikro , bisa jadi justru perbankan yang punya Kreatifitas tinggi justru bisa memanfaatkan tapi kalau tidak bisa memanfaatkan nya ya END. Bayangkan jika nanti SLIK ( sudah tahu kan kalo BI Checking akan di gantikan dengan SLIK) dan database nasional sudah bener-bener terealisasi. Seorang Debitur pengajuan Kredit hanya cukup lewat Aplikasi, sudah langsung terkoneksi dengan data base sehingga Semua Data Keuangan baik aset, omzet, kewajiban dll sudah bisa muncul Skor nya , dari Pihak Bank tinggal melakukan Cek Verifikasi Fisik Usaha dan Jaminan . Selesai Dech. Canggih Amat sih masih jauh itu?? Kate Siape Bang. Cek Tuh Aplikasi  AKULAKU, PEGADAIAN udah mulai merambah ke arah sana , googling atau cek di playstore gih cari Aplikasi Pinjaman Online gitu.

8.       EFESIENSI : gak tau musti saya taruh di nomer berapa untuk yang satu ini, menurut pandangan Penulis salah satu alasan terbesar adalah ini , SDM Pinjaman Mikro yang sangat membutuhkan kecepatan dan penetrasi pasti akan sangat besar otomatis??? Ya Biaya BTK yang tinggi belum kalo lama-lama “ngopeni” mereka butuh increasment gaji tiap tahun, belum insentip, Asuransi, BPJS dll ...wow Semakin lama karena pendapatan Margin semakin kecil (eh bunganya masih Flat Anuitas kan?), belum lagi semakin lama resiko PPAP/CKPN membengkan lah ratio nya BOPO jadi ikut terseret juga. Perusahaan yang Profit Oriented seperti Bank saat ini sangat mementingkan Optimalisasi Profit dengan parameter Variable2 yang ada.
Apa yang sudah dipaparkan penulis diatas adalah murni pendapat Pribadi Penulis mengamati Fenomena dari Geliat Perbankan Mikro di Indonesia.  Betul atau tidaknya hanya waktu yang bisa menjawabnya. Akan tetapi bagi beberapa Bank Mikro yang sudah sebutkan diatas SENJA KALA sudah bener-bener menjadi MALAM KELAM . beberapa SDM dari Bank yang sudah KALA MALAM tersebut saat ini beberapa masih aktif di Bank – bank mikro yang masih eksis. So… Ya mari kita Sama – sama menunggu.

SALAM MIKRO….




Saturday 23 May 2015

Kode Sandi BI Checking

Hal pertama dilakukan dalam melakukan Analisa Pemberian Kredit kepada calon debitur adalah dengan membaca Hasil IDI (BI Checking) . Untuk Pihak Bank sudah mempunyai Koneksi BI Checking ke BI sedangakan untuk Masyarakat umum bisa mengajukan BI Checking ke Bank Indonesia dengan mengisi Form yang sudah di sediakan.

ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membaca hasil dari BI Checking, karena selain Identitas serta Bank Pemberi Kredit ada Kode - kode Sandi yang ada di dalam BI Checking.
Berikut coba saya tampilkan Sandi Kode yang ada di hasi BI Checking




Untuk Lebih lengkap silahkan download link dibawah


Wednesday 10 September 2014

MK Batalkan Undang-undang Perkoperasian NO.17 Tahun 2012

UU Koperasi No 17 Tahun 2012 berpotensi mengancam perkembangan gerakan koperasi yang berprinsip pada kemandirian, kekeluargaan dan keadilan.
Mahkamah Konstitusi (MK) akhirnya mengabulkan gugatan Koalisi Demokratisasi Ekonomi terkait pembatalan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang perkoperasian. UU tersebut dinyatakan bertentangan dengan UUD 1945 dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat.
 Permohonan JR disampaikan oleh Koalisi Demokratisasi Ekonomi . Dalam release nya koordinator Koalisi Demokratisasi Ekonomi ,menyampaikan ":

“Kami senang dengan keputusan hakim MK yang mendasarkan argumentasi pembatalan UU Koperasi atas argumentasi yang telah kami paparkan dalam berkas permohonan dan juga dari para saksi dan ahli yang telah kami ajukan. Menurut kami, UU Koperasi No 17 Tahun 2012 berpotensi mengancam perkembangan gerakan koperasi yang berprinsip pada kemandirian, kekeluargaan dan keadilan,” ujar Maeda.

Maeda menambahkan, Lahirnya UU ini adalah keinginan pemerintah untuk membawa gerakan ekonomi koperasi masuk kedalam sistem ekonomi Liberal Kapitalisme yang berpotensi merusak gerakan ekonomi rakyat kecil di berbagai daerah/desa di seluruh Indonesia.

“Prinsip Koperasi haruslah menjunjung kedaulatan anggota sebagai stakeholder utamanya. Namun, UU Koperasi No 17 Tahun 2012, perannya digantikan dengan otoritas badan pengawas sebagai pihak perwakilan modal (investor). Kami menyebut ini sebagai upaya menciptakan korporatisasi koperasi dalam tubuh gerakan Koperasi di Indonesia kedepan,” pungkas Mahasiswi Pascasarjana STF Driyarkara ini

Koalisi Demokratisasi Ekonomi yang mengajukan permohonan Judicial Review UU Koperasi merupakan gabungan dari berbagai NGO. Diantaranya Asosiasi Pendamping Perempuan Usaha Kecil (ASPPUK), Yayasan Bina Desa, Pusat Pengembangan Sumberdaya Wanita (PPSW), Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA), LePPeK, Lembaga Bantuan Hukum (LBH Jakarta), Koperasi Karya Insa dan Institut Kapal Perempuan.

Friday 17 January 2014

Analisa Lembaga Keuangan Mikro Untuk Mengambil Keputusan Kredit




  Dalam memutuskan Plafond Kredit/Pinjaman Calon Nasabah salah satu pertimbangan yang dipergunakan untuk menyetujui atau menolak pengajuan Kredit/pinjaman, Calon Nasabah maka Lembaga Keuangan/bank melakukan analisa keuangan, berikut adalah Metoda analisa yang biasa dipergunakan oleh Bank untuk melakukan analisa 

  1. Analisa  IIR atau Installment to Income Ratio  dikenal juga dengan istilah DBR atau debt   burden ratio. Yaitu ratio seluruh angsuran pin jaman terhadap pendapatan bersih atau take home pay (THP). Istilah IRR dan DBR juga dikenal dengan, atau istilah Payment to Income (PTI) ratio. Besaran persentase IRR tergantung kebijakan Lembaga Keuangan Pemberi Pinjaman, umumnya maksimal 33,3% s.d. 40%. Pada dasarnya ada dua metode untuk melakukan perhitungan IRR. jika sebelumnya calon debitur telah memiliki angsuran (kendaraan, rumah , atau bahkan cicilan kartu kredit):
 a)      IRR sepenuhnya dihitung dari pendapatan bersih (THP = take home pay). Artinya jumlah seluruh cicilan tak boleh lebih dari persentase IRR yang telah ditentukan misalnya 40%.
 b)      IRR angsuran kedua dihitung dari THP – angsuran yang dimiliki sebelumnya, artinya yang menjadi dasar perhitungan DBR adalah THP yang telah dikurangi semua angsuran termasuk angsuran Pinjaman yang diajukan. Dengan metode ini sebenarnya total IRR bisa lebih dari cap yang ditentukan tadi (misalnya 40%).

2. Analisa IDIR  atau  Installment to Disposable Income Ratio yaitu Ratio dari seluruh angsuran pinjaman terhadap pendapatan bersih setelah dikurangi dengan pengeluaran lainnya (pengeluaran rumah tangga). Besaran Prosentase IDIR tergantung dengan kebijakan  Pemberi Pinjaman umumnya maksimal yang bisa masuk kategori di setujui adalah 80%




Berikut adalah ilustasi Analisa Keuangan yang mempergunakan Metode Diatas



Untuk melakukan analisa sendiri silahkan download di bawah ini, untuk mengetahui kira-kira berapa kemampuan kita dan kalau kita ingin mengajukan permohonan pinjaman kira-kira di Plafond , jangka waktu dan bunga berapa untuk dapat di Approve oleh pemberi pinjaman.
Selamat Mencoba!!!


http://www.mediafire.com/download/33ontbcv9n86h1e/Analisa+IDIR+%26+IIR.xlsx



Friday 27 December 2013

Pertumbuhan Kredit Mikro di Indonesia Semakin Melambat

Pertumbuhan penyaluran kredit mikro mulai melambat. Bahkan, penyaluran kredit mikro per Agustus 2013 di kelompok Bank Swasta serta kelompok Bank Asing dan Campuran malah tumbuh negatif (Minus Growth) Mengutip statistik perbankan Indonesia (SPI), hingga Agustus 2013, penyaluran kredit mikro perbankan nasional mencapai Rp Rp 112,25 triliun.
Jumlah tersebut tercatat masih meningkat 18,9% dibandingkan periode sama tahun 2012 sebesar Rp 94,39 triliun. Namun, kecuali kelompok bank BUMN, penyaluran kredit kelompok bank lain melambat. Kelompok bank swasta, misalnya, mencatat penyaluran kredit per Agustus 2013 sebesar Rp 20,7 triliun.

Jumlah tersebut menurun 10,42% ketimbang periode sama tahun 2012 sebesar Rp 23,11 triliun. Begitu pula, kelompk bank swasta mencatat penurunan kredit mikro 47,93% pada Agustus 2013 dibandingkan Agustus 2012. Pertumbuhan kredit mikro pada beberapa bank hingga September 2013 juga tampak melambat.

Apa yang menyebabkan Pertumbuhan Kredit Mikro di Indonesia Semakin Melambat???
jika dilihat dari beberapa data bank Swasta Perlambatan pertumbuhan terutama terjadi di Pulau Jawa, sedangkan untuk daerah Indonesia Timur, Sumatera dan Sulawesi Kredit Mikro masih mengalami pertumbuhan. 

Direktur Danamon, Vera Eve Lim, mengatakan pertumbuhan kredit DSP secara keseluruhan memang cuma 8%.
Namun, penyaluran kredit DSP di beberapa daerah tumbuh relatif tinggi. Di Jawa, pertumbuhan DSP memang kecil, lantaran persaingan bank di segmen mikro semakin ketat. Namun, kinerja DSP di luar Jawa terbilang moncer. Di Sulawesi dan Indonesia bagian timur, penyaluran kredit DSP tumbuh hingga 18%.
Sementara di Sumatra tumbuh 16%. "Pertumbuhan secara geografis bervariasi," kata Vera. Karena itu, ke depan DSP akan fokus memperluas pasar di luar Jawa. Selain itu, DSP akan melanjutkan optimalisasi jaringan di Jawa serta memperkuat kualitas sumber daya manusia (SDM)

Direktur Utama Bank Mayapada, Hariyono Tjahjariyadi, mengakui kinerja penyaluran kredit mikro hingga akhir September 2013 masih dibawah target. Ia menargetkan, kredit mikro tahun ini bisa tumbuh 20%. "Kami optimistis, target akhir tahun bisa tercapai," kata Hariyono.

Diektur Utama Bank Dinar, Hendra Lie, mengatakan porsi kredit mikro di Bank Dinar baru 9,2% dari total portofolio kredit. Hingga September 2013, penyaluran kredit mikro Bank Dinar Rp 473 miliar. Hendra menargetkan, penyaluran kredit mikro hingga akhir tahun kami Rp 602 miliar. "Kami memang tak terlalu fokus di situ," kata Hendra.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Difi A. Johansyah, mengatakan pelambatan kredit mikro merupakan dampak sementara kondisi ekonomi domestik yang melambat. "Kalau ekonomi sudah stabil, bank akan ekspansi kredit mikro lagi," kata Difi

Beberapa hal yang mungkin bisa menjadi alasan perlambatan pertumbuhan Kredit Mikro di Pulau Jawa khusunya :
1.Tingkat persaingan dan kompetisi segmen Kredit Mikro di P.Jawa yang sangat ketat.
2.Dampak dari kondisi ekonomi dalam negeri yang juga sedang mengalami perlambatan pertumbuhan
3.Pengusaha-pengusana Mikro yang sudah naik kelas ke kelas Small Medium , sedangkan para pengusaha kecil lainnya belum berkembang dan belum memenuhi syarat untuk mendapatkan fasilitas kredit mikro

Thursday 26 December 2013

Bunga Anuitas VS Flat Murni

Untuk memulai Pembahasan mengenai Perbandingan Bunga Anuitas VS Bunga Flat Murni tidak ada salahnya kita refresh tentang Jenis-jenis Bunga angsuran yang berlaku : JENIS BUNGA


Secara Definisi dan Teori sudah kita refresh berikutnya coba kita liat tampilan perbandingan secara head to head di bawah ini:






Sudah bisa  dilihat perbedaannya?
Mengapa kiranya saya perlu menyampaikan perbandingan penerapan bunga dalam tampilan head to head? , ya.. karena tidak semua dari kita bisa memahami penjelasan dari definisi, konsep maupun gambaran secara jelas jika hanya membaca dari arti dan definisi serta rumus.
Apa pentingnya mengerti konsep penerapan bunga ini? Toh angsuran baik secara sistem bunga menurun maupun secara bunga Flat juga sama???
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan lebih dalam :
1.       Tidak semua Calon Nasabah/Nasabah mengetahui sistem jadwal angsuran, perhitungan dari angsuran yang masuk ke Pokok Hutang, ke Bunga
2.       Tidak semua Nasabah yang sudah mempunyai fasilitas pinjaman akan melakukan angsuran sampai lunas sesuai dengan jangka waktu yang akan diambil, pada kenyataannya di tengah jalan akan terjadi pelunasan atas fasilitas pinjaman yang diambil. Alasan Pelunasan Fasilitas di antara lain :
a.       Pelunasan Sendiri fasilitas karena ada Uang.
b.       Pelunasan karena di lakukan TOPUP (Perpanjangan Fasilitas) baik yang kembali ke Plafond awal maupun dengan tambahan Plafond pinjaman
c.        Pelunasan karena dipindahkan ke BANK/Lembaga Keuangan Lain.
d.       Pelunasan Karena fasilitas di restruktur
Pada kasus Pelunasan fasilitas pinjaman, Perhitungan di Lembaga Keuangan akan memperhitungkan Sisa Pokok dari total Fasilitas yang sudah berjalan, nah ini yang akan sangat berpengaruh jenis bunga yang diterapkan.
Hal yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan adalah : bunga yang rendah belum tentu lebih menguntungkan, tergantung dari sistem bunga, kebutuhan kita akan pengunaan dan rencana fasilitas pinjaman.
Dalam tulisan ini saya sertakan tolls untuk melakukan simulasi jadwal angsuran dengan sistem bunga menurun dan sistem bunga flat, silahkan di download dipergunakan untuk melakukan kalkulasi

Wednesday 23 October 2013

Rame-Rame Kredit Fiktif




Marak Kredit Fiktif di Perbankan : dalam kurun waktu minggu ini telah terungkap Permainan Pegawai bank dalam penyaluran Pencairan Kredit. Pencairan Kredit Fiktif terjadi di Bank Syariah Mandiri dan Bank  Jabar. Nota Bene yang bermain adalah para Kepala Cabang dan Manager di  Bank yang Bersangkutan. Apakah yang menyebabkan ini terjadi???, Tuntutan Target yang tinggi untuk melakukan pencairan Kredit, Atau Tuntutan kebutuhan/Gaya Hidup para Pejabat bank yang tidak sesuai dengan Pendapatan Gaji sehingga mereka memutuskan untuk Melakukan tindakan manipulasi pencairan Kredit dengan Memanfaatkan Kewenangan yang melekat di jabatan
 *PolriUngkap Kredit Fiktif di BSM dengan Bukti 10 Mobil Mewah

Subscription (Please change this with your own)